Sejarah Emmaus Journey di Indonesia
Kelompok Pendalaman Spiritualitas Kitab Suci “Emmaus Journey” mulai dikenal oleh kalangan terbatas di Paroki Santa Monika Serpong pada tahun 2001, yaitu di antara para pewarta saja. Disebut Pendalaman Spiritualitas karena selama sekitar 9 (sembilan) bulan setiap peserta diajak untuk mendalami (=mengalami) sendiri arti penyertaan Tuhan Yesus dalam langkah-langkah kehidupan mereka. Pendalaman arti penyertaan Tuhan Yesus ini dilakukan secara pribadi melalui doa; bacaan Kitab Suci; catatan pribadi yang terkait dengan bacaan itu setiap hari, dan persiapan pribadi menggunakan bahan “Emmaus Journey”.
Pendalaman
ini juga dilakukan dalam suasana kebersamaan dengan peserta-peserta
lain di dalam kelompok, dengan jadwal sekali seminggu dan didampingi
fasilitator. Para pewarta yang tergabung di dalam kelompok awal ini
disebut sebagai kelompok “Emmaus Journey” angkatan pertama.
Tanggal
17 Mei 2001 menjadi saat awal bagi terbentuknya kelompok Pendalaman
Spiritualitas Kitab Suci “Emmaus Journey” di Paroki Santa Monika
Serpong, yaitu ketika Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) mengajak beberapa
pewarta berkumpul untuk membahas tentang perlunya para pewarta di Paroki
mendapatkan pembekalan yang memadai. Pembekalan itu dirasakan sebagai
suatu kebutuhan, karena setiap pewarta harus selalu siap untuk
menjalankan tugas-tugas pewartaannya, baik di lingkungan mereka
masing-masing maupun lingkungan-lingkungan lain di Paroki Santa Monika
yang membutuhkan pelayanan mereka. Bila dibutuhkan suatu pembekalan yang
memadai, berarti dibutuhkan juga bahan yang tepat untuk pembekalan
tersebut. Oleh karena itu, penulis sebagai salah seorang dari pewarta
yang hadir pada waktu itu mencoba menawarkan bahan “Emmaus Journey”.
Bahan ini adalah hasil rancangan Mr. Richard Cleveland, yang berkarya dan berdomisili di Amerika serikat.
Walaupun
Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) baru sempat mengamati bahan yang masih
berbahasa Inggris itu secara sekilas saja, Beliau sudah langsung
menunjukkan ketertarikannya pada bahan “Emmaus Journey” (Perjalanan “ke”
Emaus), yang selanjutnya akan disebut sebagai EJ saja. Beliau lalu
mengajak semua pewarta yang hadir untuk mendiskusikannya. Sebagai hasil
akhir dari pertemuan tersebut, disepakati bersama bahwa penulis perlu
lebih dahulu mempersiapkan diri untuk dapat memberikan gambaran yang
cukup lengkap tentang bahan EJ kepada Beliau dan teman-teman pewarta
dalam suatu presentasi. Jadwal presentasi juga kemudian disepakati untuk
diselenggarakan dua minggu kemudian, yaitu tanggal 31 Mei 2001.
Dalam
presentasinya, penulis memaparkan visi dan misi dari EJ. Bahan EJ
terdiri atas 3 (tiga) buku, yang masing-masing memiliki tujuan spesifik.
Buku pertama dimulai dengan langkah-langkah saling kenal antar peserta
dalam kelompoknya agar masing-masing dapat saling membagikan pengalaman
rohaninya dengan leluasa, dan kemudian dilanjutkan dengan pengenalan
secara pribadi dengan Tuhan Yesus. Buku kedua dirancang untuk
menumbuhkan semangat pedewasaan rohani agar pribadi yang sudah mengenal
dan percaya kepada Tuhan Yesus dapat menjadi murid-murid-Nya yang
semakin dewasa. Kemudian buku ketiga dimaksudkan agar setiap peserta EJ
menyadari bahwa masih banyak orang lagi yang perlu ditolong agar mereka
juga dapat lebih mengenal Tuhan Yesus dan menjadi dewasa dalam Dia.
Dengan timbulnya kesadaran ini, diharapkan setiap peserta dapat
menularkan semangat yang diperoleh dari pengalaman “Perjalanan
Emaus”-nya, baik secara khusus kepada peserta EJ angkatan berikutnya
maupun secara umum kepada umat katolik di lingkungannya masing-masing.
Diperoleh
hasil positif dari presentasi tersebut, sehingga Pastor Yan Sunjata OSC
(Alm) menganggap bahwa bahan EJ adalah bahan yang tepat untuk membekali
para pewarta. Kemudian Beliau mengajak semua yang hadir segera
melakukan persiapan untuk mulai menggunakan bahan EJ dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang untuk tahap pertama dikhususkan untuk para
pewarta saja. Jadwal pertemuan pertama untuk kelompok EJ angkatan
pertama (EJ-1) juga disepakati satu minggu kemudian, yaitu pada tanggal
07 Juni 2001. Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) berkenan menjadi fasilitator
bagi kelompok angkatan pertama ini, dan penulis juga menyediakan diri
sebagai fasilitator.
Setelah
EJ-1 berakhir, Pastor Yan Sunjata OSC (Alm) bersama para pewarta yang
sudah menyelesaikan EJ-1 dan tergerak hatinya untuk menjadi fasilitator
bagi angkatan berikutnya menyiapkan hal-hal yang perlu bagi
terselenggaranya EJ-2. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa EJ-2 sudah
tepat untuk ditawarkan kepada setiap umat Paroki Santa Monika yang
berminat. Bila EJ-1 masih menggunakan bahan EJ berbahasa Inggris, EJ-2
sudah mulai menggunakan bahan EJ berbahasa Indonesia. Terjemahan ke
dalam bahasa Indonesia, dan juga diperolehnya persetujuan resmi untuk
terjemahan tersebut dari Mr. Richard Cleveland sebagai perancang bahan
EJ itu adalah hasil kerja keras dari Pak Antonius Jany, sehingga peserta
EJ dapat lebih mudah memahami bahan EJ.
Penulis menyadari bahwa
di dalam setiap perkembangan EJ, selalu didasari oleh adanya anugerah
dan penyertaan Tuhan Yesus sendiri. Kesadaran ini sama seperti yang
dialami oleh dua murid Tuhan Yesus dalam perjalanan mereka ke Emaus,
bahwa ternyata Tuhan Yesus sendirilah yang menyertai setiap langkah
perjalanan mereka. Dia berkenan menyertai dan memberikan anugerah-Nya,
baik secara langsung kepada peserta dan penyelenggara EJ maupun secara
tidak langsung melalui Pastor Paroki Santa Monika Serpong beserta
jajarannya. Oleh karena itu atas nama semua teman-teman EJ, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Pastor Paroki Santa Monika Serpong
beserta jajarannya atas semua bentuk dukungan yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman EJ yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu disini, atas kerja keras dan
semangatnya untuk menularkan pengalaman bersama Tuhan Yesus yang
diperoleh dari EJ, baik secara khusus kepada para peserta EJ berikutnya
maupun secara umum kepada umat katolik di lingkungannya masing-masing.
Stanislaus M. Prasetyo
April 2006